Pendidikan Karakter Harus Mulai dari Rumah Tangga
"Jadi pendidikan karakter itu harus dimulai dari rumah tangga sampai lembaga pendidikan. Kami di Kemdikbud sekarang sudah merumuskan bagaimana kebijakan-kebijakan yang akan kita lakukan ke depan," ujar Wamendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim, saat berbicara dihadapan peserta Rakornas Kominfo di Hotel Ciputra, Jakarta, Rabu, (9/11).
Dengan tema : "Strategi Memperkuat Karakter Bangsa Melalui Dunia Pendidikan Nasional."
Tapi kata dia, yang sangat penting adalah bagaimana menjadikan pembiasaan karakter dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya ilmunya saja. Tapi bagaimana nilai budi pekerti itu kita biasakan dalam kehidupan sehari-hari, Salah satu contoh bagaimana membiasakan jujur kepada anak-anak.
Bagaimana lanjut Musliar, kalau kita berikan pekerjaan rumah apakah dia mau mengerjakan tugas sendiri, tidak apa-apa walaupun nilainya rendah tapi hasil mengerjakan sendiri.
Kemudian bagaimana dalam saat Ujian Nasional (UN) bisa tidak siswa SMA dalam satu kelas ada 20 orang, ketika ujian kita tinggalkan tidak menyontek. Saat ini pada waktu UN dijaga oleh 2 guru pengawas tapi siswa masih bisa menyontek, "Ini khan kebiasaan yang tidak kita jalankan sehari-hari," katanya.
Kemudian lanjutnya, kita juga akan membuat gerakan mempunyai budi pekerti yang baik, kemudian gerakan kebersihan. Minggu lalu kami diundang oleh Komite Pendidikan yang diketuai Wakil Presiden, akan dilakukan gerakan nasional soal kebersihan.
"Kami diminta dari aspek pendidikan, bagaimana gerakan nasional kebersihan dimulai dari satuan pendidikan, kalau dahulu kita di SD dari kecil sudah diberi tugas piket membersihkan kelas, dan ada guru piket, membawa taplak meja dari rumah," katanya.
Tapi kata dia, sekarang sudah berubah, karena sekolah sudah bertaraf internasional, semuanya serba dikerjakan oleh petugas kebersihan sekolah, begitu juga untuk membuang sampah, anak-anak gampang saja membuang sampah, karena sudah ada petugas membuang sampah. "Jadi nanti kegiatan seperti ini akan dimulai lagi dari sejak dini," katanya.
Kami di Kemdikbud yang selalu kami sitir dari tokoh bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara, yang mengatakan pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti dan tubuh anak, bagian-bagian tersebut tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak tersebut.
"Jadi antara budi pekerti dan fisik serta intelektual ada di sana, harus dikembangkan secara bersamaan, jangan hanya ilmunya saja kita kembangkan tanpa mengembangkan budi pekerti dan fisiknya, itu tidak akan ada artinya," tegasnya.
Kami di Kemdikbud ketika itu sudah merumuskan visinya Anak Indonesia yang Cerdas yang komprehensif, yaitu empat kecerdasan yang harus dimilikinya, yaitu kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual dan kecerdasan kognitif/raganya.
Wamendikbud sangat memberikan apresiasi yang tinggi kepada Kementerian Kominfo yang sudah melaksanakan Rakornas ini dengan meriah sekali.
Pada Rakornas ini juga dilakukan penandatangan MoU antara Menkominfo dengan beberapa Kementerian untuk berbagai kegiatan yang akan dilakukan ke depan.